Lereng Muria – Hari Rabu (28/2/2024) pukul 09.34 WIB, saya mendapat WA dari anak sulung Si Meda yang bersekolah di salah satu SMP negeri di Kota Pati. WA tersebut bertuliskan “Bapak, tolong tumbaske wayang buat besok pelajaran Bahasa Jawaa”. Saya belum dapat membalas karena tidak tahu dimana harus membelinya. Karena saya tahu bahwa di seputar Pati tidak ada yang menjual wayang kertas. Terkecuali kalau ada orang punya hajat, biasanya ada pedagang yang menjual (_mpremo_) wayang kertas. Dulu ada yang jualan di Perempatan Pasar Rohowangsan Pati, tetapi sekarang tidak jualan lagi. Saya langsung berburu di sekolah tempat kerja yaitu salah satu SMA negeri di Kota Pati. Beberapa kelas yang memiliki hiasan wayang kertas saya sambangi. Hasilnya kurang memuaskan karena wayang kertasnya sudah rusak. Dilanjutkan berburu ke perpustakaan sekolah jikalau ada koleksi wayang. Dari infornasi teman guru Bahasa Jawa masih ada koleksi di kardus perpustakaan. Dengan seijin petugas perpustakaan saya masuk ke gudang mencari keberadaan wayang kertas tersebut. Tumpukan kardus berisi ratusan buku terpaksa saya naiki dan beberapa kuperiksa. Ternyata nihil, tidak menemukan wayang kertas. Saya masih ingat dulu ada siswa yang menyumbangkan wayang dari plastik tebal untuk koleksi. Berburu berikutnya ke ruang Wakil Kepala Sekolah. Ternyata wayang Semar dan Bagong tersebut masih di sana walaupun berdebu. Setelah saya bersihkan debunya ternyata bagian muka wayang dalam kondisi rusak. Untuk menjaga perasaan anak saya, wayang kubawa ke rumah. Wayang masih saya simpan dalam bungkusan plastik merah. Selanjutnya pukul 15.30 saya melatih ekskul pencak silat di SMP tempat anak saya sekolah. Sedangkan anak saya tidak berangkat karena latihan atlet di sekolah yang lain. Secara iseng saya bertanya kepada siswa yang mengikuti ekskul tentang tugas membawa wayang kertas. Salah satu siswa memberi respon dan memberitahukan bahwa ada yang menjual wayang kertas yaitu di Toko Sumber Urip. Tentang harga siswa tersebut tidak tahu. Selesai latihan pencak silat, saya melanjutkan perjalanan ke Toko Sumber Urip. Belum sempat parkir di trotoar toko, saya sempat melihat seorang ibu mrmbawa pulang wayang dalam bungkusan plastik hitam. Saya langsung masuk ke toko dan bertanya tentang wayang kertas kepada pelayan toko. Dengan cekatan pelayan toko menunjukkan posisi wayang berada. Terlihat puluhan wayang dalam berbagai ukuran, harga dan nama tokoh berjajar rapi di toko tersebut. Tanpa pikir panjang langsung memilih tokoh wayang Gareng dan Bagong bagian dari Punokawan pamomong Pandawa. Harganya cukup terjangkau yaitu Rp. 35.000 per tokoh. Ada tokoh wayang yang lebih mahal dan berukuran lebih besar.
Ada yang terbuat dari kertas dan kulit. Banyak pilihan tokoh dan ukuran sesuai dengan kondisi kantong. Dan perburuan wayang kertas sudah sampai ujungnya yaitu Toko Sumbet Urip Jln. Kyai Saleh Pati yang merupakan toko mainan terlengkap di Kota Pati.
Wartawan Ek
Editor Linn