Lereng Muria – Di Pulau Jawa terdapat hewan yang mirip biawak Komodo tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil. Hewan itu disebut seliro atau mencawak atau nyambik. Binatang melata ini mencari makan di pagi atau sore hari. Pada siang hari berjemur atau istirahat di tempat yang teduh. Selero ini lebih menyukai tempat yang teduh dan memiliki persediaan udara yang cukup. Di malam hari masuk ke sarang yang berupa lubang di dalam tanah, di akar pohon, di bawah batu dan lain sebagainya.
Hewan seliro ini masuk banyak terdapat di daerah perkampungan penduduk yang lingkungannya masih cocok untuk berkembang biaknya. Termasuk persediaan makanan yang cukup. Tak jarang, seliro ini memangsa hewan ternak berupa ayam, itik, kelinci dan sebagainya yang dimiliki warga sekitar.
Salah satu kejadian di Dukuh Soko Desa Semirejo Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Jawa Tengah. Satu bulan terakhir ini serangan seliro terhadap ternak penduduk meningkat. Hal ini dikarenakan persediaan makanan di alam bebas sudah menurun karena musim kemarau. Di alam bebas, seliro ini dapat memangsa ular, tikus, burung, kadal dan lain sebagainya. Berhubung persediaan makanan di hsbitatnya berkurang maka seliro menyerang ternak warga yang di pembohong dan tidak dimasukkan ke dalam kandang.
Hal tersebut dialami oleh warga Dukuh Soko Desa Semirejo Sutarsih (52 tahun) yang berkali-kali ayam peliharaannya diserang bahkan dimangsa seliro. “Seliro sering muncul di sekitar rumah kami. Kalau ketahuan kami usir dan larinya termasuk kencang. Beberapa kali menyerang ayam dan saya tusuk pakai linggis. Dan mengenai ekornya, selironya kabur ke arah utara,” tutur Sutarsih. “Sering kali ayam peliharaan hilang, ini dimungkinkan dimangsa oleh seliro. Yang kehilangan ayam tidak hanya saya sendiri tetapi juga warga yang lain,” imbuh Sutarsih.
Seliro ini dapat hidup dengan baik karena di sekitar lokasi tersebut terdapat pohon besar, tumpukan kayu, tumpukan batu, timpukan genteng dan sejenisnya. Sehingga tempat tersebut cocok untuk membuat sarang bagi seliro.
Wartawan:ek
Editor: dan