Lereng Muria – Berbagai kegiatan dilakukan oleh segala lapisan masyarakat di Indonesia untuk menyambut hadirnya Tahun Baru Hijriyah atau Malam 1 Suro. Untuk masyarakat lapisan bawah yang jauh dari lokasi Kraton Ngayogyokarto dan Surokarto juga mengadakan ritual menyambut Tahun Baru Hijriyah atau 1 Muharam.
Di daerah Pati dan sekitarnya yang notabene daerah Pantai Utara (Pantura) juga memiliki kebiasaan tersendiri. Beberapa desa memiliki adat budaya buka kelambu atau buka luwur di petilasan setempat. Misalkan di Dukuh Gambiran Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Pati mengadakan buka kelambu makam Mbah Cungkrung yang merupakan ulama penyebar agama Islam di desa setempat. Di Desa Rahtawu Kecamatan Bae Kudus juga mengadakan acara buka kelambu di petilasan Eyang Abiyasa yang ramai dihadiri para peziarah dari berbagai daerah. Di Bendung Tempur Desa Wonosekar Kecamatan Gembong Pati juga dikunjungi oleh orang yang mengadakan tirakatan di pertemuan dua sungai tersebut. Warga beramai-ramai menghadiri Haul Mbah Ongko Wijoyo di Dukuh Omahtebu Desa Gesengan Cluwak Pati. Masyarakat Margoyoso mandi air kolam Mbah Mutamakin di Desa Kajen Margoyoso Pati. Di Dukuh Cacah Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Pati mengadakan doa bersama di halaman perumahan dan dilanjutkan dengan tumpengan sederhana. Tak ketinggalan para anggota perguruan pencak silat juga mengadakan kegiatan rutin tirakatan menyambut Tahun Baru Hijriyah atau Malam 1 Suro itu. Di pencak silat SH Terate Cabang Pati yang berpusat di Madiun Jawa Timur dan berkembang di seluruh penjuru Indonesia juga mengadakan kegiatan tirakatan topo gelang, doa bersama dan acara cuci mori. Perguruan pencak silat yang lain juga mengadakan acara khusus di awal bulan Suro tersebut, walau hanya berdoa bersama sampai jam 01.00 dini hari. “Saya tirakatan dan cuci mori setiap menjelang Malam 1 Suro bersama-sama saudara SH Terate Cabang Pati,”tutur Herwan (55 tahun) pegiat Pencak Silat SH Terate yang berdomisili di Gembong Pati. Dan ini susah rutin dalam menyambut Malam 1 Suro,”imbuhnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Kusuma Hanum (17 tahun) warga Margorejo Pati yang menghadiri Haul Mbah Cungkrung di Dukuh Gambiran Desa Sukoharjo Margorejo. “Menghadiri Haul Mbah Cungkrung bagi kami sudah terbiasa dalam menyambut Tahun Baru Hijriyah atau Malam 1 Suro. Dan ini sudah merupakan rutinitas,”tutur Kusuma Hanum. Berbagai kearifan lokal dilakukan oleh rakyat Pantura dalam rangka menyambut Malam 1 Suro yang bernilai magis di hati orang Jawa.
Wartawan ek
Editor amt