Lereng Muria – Musim pancaroba sedang terjadi di Indonesia, yang semula musim kemarau menuju musim penghujan. Di beberapa wilayah sudah mulai turun hujan dengan intensitas yang berbeda-beda. Bahkan ada daerah yang sudah mengalami banjir bandang.
Adanya perubahan musim ini juga mempengaruhi siklus makluk hidup terutama hewan kupu-kupu pohon jati. Siklus tersebut biasa dinamakan metamorfosis yang terdiri dari telur->ulat->kepompong->kupu-kupu. Untuk masa sekarang (bulan November) ini sebagian besar sudah proses ulat menuju kepompong.
Ketika wartawan Lerengmuria.com melewati Kabupaten Blora dari jalur Desa Ronggo Jaken Pati menuju Desa Kalinanas Japah Blora pada hari Minggu (3/11/2024), melihat fenomena yang unik. Yaitu, sebagian besar daun jati di hutan sekitar Waduk Randugunting yang berlokasi di Desa Kalinanas Kecamatan Japah Kabupaten Blora sudah habis dimakan ulat tinggal tulang daunnya.
Pada pagi harinya ulat daun jati yang berwarna hitam turun ke tanah dengan cara bergelantungan dengan menggunakan benang jaring. Ulat tersebut turun ke tanah untuk mencari tempat yang cocok dalam mengalami tahapan atau fase hidup berikutnya yaitu kepompong. Ulat ini akan bersembunyi dibalik daun, ranting, tanah kering, pasir, kerikil dan lain sebagainya.
Sekitar 4-7 hari lagi sudah menjadi kepompong. Dalam bahasa Jawa dinamakan entung atau ungker yang berwarna coklat. Di Blora, ungker ini mudah dijumpai karena hutan di Kota Sate ini didominasi oleh pohon jati yang dikelola oleh negara. Maka Blora siap menghadapi musim ungker pohon jati yang rutin dijumpai setiap tahunnya.
Ungker ini dapat dikonsumsikan karena lezat rasanya dan banyak mengandung protein hewani. Maka dapat dijumpai para penjual ungker di sekitar wilayah Blora dan sekitarnya yang dapat menjadi tambahan pendapatan. Ungker tersebut dapat dimasak menjadi oseng, botok, pepes dan lain sebagainya sesuai selera.
Wartawan:ek
Editor:and