Lereng muria – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di setiap tempat berbeda-beda. Kegiatan yang diadakan pun berbeda pula. Seperti halnya di SMAN 3 Pati Jawa Tengah mengadakan HSN berbeda dengan sekolah lain.
Pada hari Jumat (25/10/2024) lalu yang bertepatan dengan Jumat Relegi, SMAN 3 Pati mengadakan peringatan HSN 2024 di Auditorium dengan menampilkan sholawatan, tadarus dan siraman rohani. Kegiatan tersebut diikuti seluruh siswa muslim dan guru karyawan SMAN 3 Pati.
Acara diawali dengan rebana dari Rohis Al-Falah SMAN 3 Pati dengan menampilkan beberapa lagu diantaranya: Tombo Ati, Wali Songo, Sluku Batok dan lain sebagainya.
Setelah itu acara dibuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan
sambutan dari Drs. Triyono, M.Pd. selaku Waka Kesiswaan yang menyinggung tentang Hari Santri dan Jihad Fisabilillah. “Berangkat sekolah untuk menuntut ilmu juga termasuk Jihad Fisabilillah. Siapapun yang melakukan perjuangan di Jihad Fisabilillah jika meninggal akan mati sahid dan langsung masuk surga tanpa siksaan. Jika ada niat untuk menuntut ilmu demi negara dan agama akan mendapatkan pahala dari Allah SWT dan memperoleh kenikmatan di dunia,”tutur Drs. Triyono, M.Pd.
Acara yang selanjutnya yaitu tadarus Al-Qur’an Juz 30 dan Juz 1 bersama-sama. Tadarus tersebut dipandu oleh salah satu siswa dan diikuti oleh semua peserta yang hadir di Auditorium SMAN 3 Pati. Siswa melaksanakan tadarus dengan tertib dan khidmad.
Acara selanjutnya adalah sholawatan yang diiringi oleh Rebana Rohis Al-Falah SMAN 3 Pati. Beberapa lagu sholawatan yang dilantumkan adalah Alamate Anak Sholeh, Yammim Nahwal Madinah dan lain sebagainya.
Acara selanjutnya adalah siraman rohani oleh Ubaidillah, M.Pd.I. selaku guru PAI SMAN 3 Pati. Beliau menyampaikan sejarah Hari Santri terjadi karena seruan Resolusi Jihad yang diserukan oleh para kyai dan para ulama untuk menggerakkan santri dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang akan diambil alih/dijajah oleh negara lain yaitu Inggris dan Belanda. “Kenapa dinamakan Hari Santri, karena untuk jiwa nasionalisme adalah para santri, yang paling penting mempertahankan kemerdekaan adalah santri/anak anak muda yang mempunyai mentalitas seorang santri. Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah menghormati guru. Semangat kebersamaan dan semangat mempertahankan kemerdekaan,”tutur Ubaidillah, M.Pd.I.
“Karena dulu waktu Indonesia sudah merdeka, Indonesia akan dijajah oleh negara lain. Lalu seorang kyai menyuruh para santri untuk berjuang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan, itulah perjuangan seorang santri. Mulai sekarang untuk menjaga pertahanan kemerdekaan ialah jangan pernah mau diadu domba dan kita harus rukun satu sama lain,”imbuh Ubaidillah.
Setelah itu dilanjutkan sholawatan dan iringan rebana dari Rohis Al-falah SMAN 3 Pati dengan berbagai lagu, diantaranya Lontong Tahu, Hayyul Hadi, Sifate Murid dan lain sebagainya.
Acara yang terakhir adalah pembacaan doa yang dipimpin langsung oleh Agus Salam, S.Ag., M.Pd. dan penutup.
Penulis:Kalyca (Jurnalis SMAGA PATI)
editor:amt