Lereng muria – Pagi yang cerah, 28 Oktober 2024. Saya berangkat dari rumah pukul 06.25. Karena ada suatu keperluan saya mampir ke Bank Jateng Cabang Pati Jl. Sudirman Pati. Ketika mau belok ke Banknya Orang Jawa Tengah tersebut lalu lintas begitu padat. Satpam dengan sabar berusaha menyeberangkan saya.
Di halaman kantor Bank Jateng sedang diadakan upacara bendera Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Dimungkinkan upara tersebut dimulai pukul 06.30. Terlihat peserta upacara mengenakan pakaian serba putih sedangkan petugas upacara berseragam Paskib berpeci dengan penutup leher merah putih.
Ketika saya berhasil menyeberang ke area Bank Jateng, petugas bendera sedang berjalan menuju ke tiang bendera. Saya dipersilakan masuk ke halaman bank oleh satpam dan langsung menuju anjungan ATM. Peserta upacara ada yang menyapa saya, tetapi saya tidak kenal atau mungkin lupa.
Bersamaan dengan saya ada seorang bapak bercelana pendek mengenakan jaket potongan rambut pendek dan rambutnya sudah memutih. Bapak tersebut mungkin sepantaran dengan adik saya atau berumur sekitar 44 tahun. Ada anak kecil seusia TK bersama bapak tersebut. Anak tersebut berhijab dan turut masuk ke dalam anjungan ATM bersama bapaknya.
Saya langsung mengambil uang secukupnya. Sedangkan bapak tersebut sudah selesai mengambil uang dan keluar terlebih dahulu. Saya pun mengikuti langkahnya dari belakang.
Di depan ATM sang bapak menghadap ke timur dengan sikap tegap menghormat bendera merah putih yang sedang ditarik ke atas oleh petugas pengibar bendera. Ketika saya keluar dari dalam anjungan ATM, dengan otak dan hati sadar saya ikut menghormat sang saka merah putih. Durasi sekitar 35 detik saya menghormat bendera tersebut. Terdengar pengibaran bendera diiringi oleh musik. Ketika pemimpin upacara memberi aba-aba “tegak grak”, saya dan sang bapak berjalan keluar pagar Bank Jateng.
Ada perasaan yang unik ketika saya dan bapak tadi ikut menghormat bendera di halaman Bank Jateng itu. Perasaan saya pada bapak tadi begitu terkagum-kagum. Dengan suka rela dan tanpa paksaan sang bapak menghormat bendera sebagai rasa nasionalisme, rasa memiliki dan menghargai. Saya hampir saja tidak hormat bendera kalau sang bapak tadi tidak hormat bendera. Hal itu terjadi karena sudah diburu waktu dan akan mengikuti upacara di sekolah. Perasaan saya jadi campur aduk ketika hormat bendera sambil dilirik oleh karyawan Bank Jateng. Itulah yang dapat saya kerjakan pagi itu dalam rangka menyukuri nikmat sehat dan kemerdekaan.
Kami langsung menyetater kendaraan yang terparkir di luar pagar bank. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan untuk Satpam yang berjaga di pintu keluar. Sesampai di sekolah saya lihat baru pukul 06.44 dan persiapan untuk Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 di lapangan sepak bola.
Terima kasih sang bapak berjaket celana pendek, bapak sudah mengajarkan kepada saya sebuah nilai yang kadang terabaikan yaitu menghormat sang saka merah putih. Terima kasih Gusti Allah yang sudah memberikan nikmat sehat dan kesadaran untuk mengikuti sikap prilaku yang positif yaitu munculnya rasa nasionalisme lewat penghormatan terhadap bendera merah putih.
Penulis: Eko Wahono (Pendidik SMAN 3 Pati)
editor:amt