Lereng muria – Berbagai macam jajan atau kue lebaran dihidangkan di meja. Mulai jajan modern sampai jajan jaman dulu (jadul) masih dijumpai dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri yang lebih dikenal dengan sebutan Hari Lebaran. Satu meja dapat ditempati 6-10 toples jajan, tergantung dari ukurannya.
Berbagai macam jajan jadul ini masih dapat dijumpai di berbagai pedesaan di Kabupaten Pati, Blora, Rembang dan sekitarnya. Salah satunya adalah di Kelurahan Punggursugih Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora di rumah Ibu Sariyem (68 tahun). Di rumah sederhana tersebut masih dijumpai jajan jadul berupa kuping gajah, marning, sakura, kacang atom, dan plintis. Empat jenis makanan tersebut sempat populer pada era tahun 1980-an dan berjajar bersama kuping tikus, rempeyek, criping, satelit, dan krecek (rengginang).
Beberapa jajan jadul tersebut sudah tidak muncul lagi di hari Lebaran, seperti kuping tikus, satelit dan krupuk warna. Bagi generasi kelahiran tahun 1970-an akan bernostalgia apabila menemukan jajan jadul tersebut dan tentu saja mencicipi salah satunya.
Seperti yang dilakukan oleh Eko Wahono, kepada wartawan Lerengmuria.com pada hari Senin (1/4/2025) ketika silaturahmi ke rumah Ibu Sariyem. Rasa jajan jadul memang lezat dan _ngangeni_. Harganya juga relatif murah.
“Jajan jadul tetap menjadi salah satu pilihan di hari Lebaran. Salah satu pilihan saya adalah jajan sakura. Rasanya gurih dan lezat. Kenangan jaman dulu masih terasa,”tutur Eko Wahono yang berdomisili di Kabupaten Pati.
Meskipun harus bersaing dengan jajan yang modern seperti biskuit, nastar, mete, aneka kue coklat, kurma, egg rolls, jelli, dan lain sebagainya. Para penjual kue kering juga tetap menyediakan jajan jadul tersebut karena madih ada yang memburunya. Walaupun harus berjuang dan bersaing dengan jajan modern.
Wartawan:ek
Editor:amt