Lereng Muria – Kanker serviks, juga dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah kondisi serius yang membahayakan nyawa perempuan. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara dalam jumlah kasusnya, mencapai 36.633 kasus atau 17,2% dari total kasus kanker pada perempuan. Angka kejadian yang tinggi ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini.
Infeksi Human Papillomavirus (HPV) dianggap sebagai salah satu penyebab utama kanker serviks. HPV, biasanya menular melalui aktivitas seksual, terutama pada usia muda, menjadi faktor risiko yang signifikan. Meskipun kesadaran akan pentingnya vaksinasi HPV sebagai langkah pencegahan primer telah meningkat, tantangan terkait akses dan kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi masih ada.
Kurangnya akses dan partisipasi dalam program skrining seperti tes pap smear juga berkontribusi pada tingginya angka kanker serviks. Pap smear adalah metode pemeriksaan efektif untuk mendeteksi perubahan pra-kanker dan kanker serviks pada tahap awal, memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Edukasi holistik tentang pentingnya gaya hidup sehat, praktik kebersihan seksual, vaksinasi HPV, dan menjalani pemeriksaan rutin menjadi kunci untuk mengurangi beban kanker serviks di Indonesia. Kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran, aksesibilitas, dan partisipasi dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Dengan tindakan yang tepat, diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia.
Penulis: Vica Hilda Amelia (Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta)
Editor: Bara