Lereng Muria – Tape ketan merupakan suguhan makanan tradisional yang populer di Indonesia. Tape ketan ini mudah dijumpai di pasar tradisional, berbagai acara yang diselenggarakan oleh masyarakat, diantaranya sedekah bumi, hajatan nikah, hajatan khitanan dan lain sebagainya.
Tape ketan ini dalam pembuatannya dibungkus dengan menggunakan plastik, daun pisang dan daun ploso. Hal ini disesuaikan dengan melimpahnya sumber daya yang ada di sekitar.
Di beberapa wilayah Kabupaten Blora Jawa Tengah yang memiliki sumber daya melimpah terkhusus keberadaan pohon ploso, maka masyarakat membungkus tape ketan dengan memanfaatkan daun ploso. Daun ploso yang memiliki tangkai 7,5-20 cm dan berbentuk bulat telur terbalik hingga belah ketupat berukuran 10-26 cm. Yang digunakan untuk membungkus berasal dari dua daun yang masih muda dan masih menempel di tangkai daun. Dengan bantuan peniti dari lidi yang runcing, maka tape ketan dapat dibungkus dengan rapi.
Bagi penikmat tape ketan, dapat merasakan perbedaan bungkus daun ploso dengan daun yang lain. Bungkus daun ploso ini memberikan rasa tambahan lebih lembut tape ketannya dan tentu saja aroma daun yang khas. Tanpa terasa beberapa bungkus tape ketan sudah dinikmati. Air tape ketannya juga sangat menyegarkan. Apalagi dinikmati di siang hari dalam kondisi cuaca panas. Waah.. segarnya tiada tara.
Tape ketan yang dibungkus daun ploso ini dapat dijumpai di beberapa desa di wilayah Kecamatan Jiken, Sambong dan lain sebagainya. Mengingat daun ploso masih melimpah di Kabupaten Blora, maka sudah jamak apabila dimanfaatkan untuk pembungkus tape ketan.

Inilah kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Blora yang masih memiliki keanekaragaman hayati yang masih tinggi yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Wartawan:ek
Editor:and