Lereng muria – Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki kethoprak Pati dan pastinya lebih menarik, maka keberadaan kethoprak ini masih terjaga. Kesetiaan masyarakat Kabupaten Pati untuk _nanggap_ kethoprak dalam rangka nguri-uri budaya tetap berlangsung.
Kethoprak Pati dengan warga Pati ini sudah merupakan satu sisi mata uang. Saling menempel dan saling membutuhkan. Para seniman kethoprak butuh memberikan nafkah untuk keluarga dan warga Pati membutuhkan hiburan yang tidak terlalu mahal. Maka terjadilah simbiosis mutualisme antara grub kethoprak dengan warga masyarakat sebagai _penanggap_ kethoprak.
Maka tidak heran setiap kali ada pementasan kethoprak, masyarakat berdatangan dengan sendirinya dan pasti membawa uang saku untuk membeli jajanan yang dijual di sekitar lokasi pementasan.
Selain itu doa positif dari para pedagang yang berjualan di sekitar lokasi pementasan. Pedagang ini berjualan atau _mpremo_ mulai dari siang dilanjutkan malamnya. Pendapatannya juga lumayan dan pasti laris manis. Adanya pedagang yang berjualan maka situasi akan semakin ramai dan roda ekonomi berputar.
Para pedagang ini memiliki hubungan baik dengan grub kethoprak. Bahkan para pedagang juga memiliki jadwal kethoprak favorit selama satu bulan ke depan. Bahkan pedagang dapat memilih kethoprak mana yang paling ramai dan memiliki banyak penggemar.
Kesetiaan warga Pati dan doa positif dari para pedagang inilah yang menjadikan kethoprak Pati eksis di Kabupaten Pati, Rembang, Grobogan, Jepara, Tuban, Kudus, Blora, Demak, Bojonegoro dan lain sebagainya.
Wartawan:ek
Editor:amt