Lereng muria – Lebaran Ketupat merupakan tradisi masyarakat Indonesi pada hari ke tujuh setelah Hari Raya Idul Fitri. Berbagai adat dilakukan oleh masyarakat untuk memeriahkan Lebaran Ketupat tersebut. Di Dukuh Sanglur Desa Sumbermulyo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Jawa Tengah memiliki tradisi tersendiri. Pada hari Minggu (6/4/2025) ketupat dan lepet sudah dibuat dan direbus dengan menggunakan pawon dan bahan bakar kayu. Sore harinya sudah matang. Sepasang kupat dan lepet digantung di pintu depan rumah pada sore itu juga.
Pada pagi harinya setelah sholat Subuh, Senin (7/4/2025) warga membawa berkat yang berisi kupat dan lepet untuk mengadakan bancakan di Mushola Nurul Huda Dukuh Sanglur. Dalam acara bancakan tersebut diadakan doa bersama berupa tahlil kirim doa untuk para leluhur. Setelah itu dilanjutkan memakan ketupat dan lepet di mushola. Sisanya dibawa pulang untuk dimakan pada kesempatan yang lain.

Tidak ketinggalan saling berbagi ketupat, lepet dan sayur semur ayam atau bandeng dengan sanak kerabat dan orang tua. Tradisi ini masih dipelihara oleh masyarakat Dukuh Sanglur sebagai wujud saling berbagi, kebersamaan dan mendoakan para leluhur.
Seperti yang dikemukakan oleh salah satu warga Syifa (17 tahun) yang berharap tradisi tersebut tetap bertahan. “Tradisi kupatan ini bagus, karena memupuk kebersamaan, berbagi, mendoakan leluhur dan menunjukkan kekompakan warga serta saling mengenal. Sehingga perlu dilestarikan untuk waktu yang akan datang,”tutur Syifa yang juga siswa SMKN 3 Pati ini kepada Lerengmuria.com mengakhiri wawancara.
Kontributor: Al Anis
Editor:amt