Lereng Muria – Masih ingatkah dengan “mindring”? Bagaimana sekarang eksistensinya? Mindring adalah cara penjualan barang yang pembayarannya dapat diangsur atau dikredit (KBBI). Usaha mindring ini mudah dijumpai diberbagai penjuru Indonesia terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mindring masih banyak dijumpai di pedesaan, terutama yang berprofesi sebagai petani yang mengandalkan hasil panen.
Profesi mindring di Jawa pada awalnya didominasi oleh penduduk yang berasal dari Jawa Barat. Salah satunya yang terkenal berasal dari Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun sekarang sudah tidak hanya pendatang yang berasal dari Jawa Barat, tetapi juga dari provinsi lain yang berprofesi sebagai mindring. Pada masa penjajahan Belanda, orang China diberbagai daerah memberikan pinjaman uang di pasar-pasar tradisional yang diberi julukan Mindring China.
Barang yang dimindringkan berupa pakaian, peralatan dapur dan peralatan rumah tangga yang lain. Pembayarannya diangsur seminggu sekali atau dua kali. Sehingga terkenal dengan sebutan Mindring Senin, Mindring Selasa, Mindring Rabu dan seterusnya. Sang mindring membawa buku catatan untuk mencatat angsuran pembayarannya.
Di kampung, para mindring datang dengan membawa dagangan yang dipikul. Terkadang membawa roda dua atau bahkan bak terbuka berisi barang dagangan. Pada jaman modern ini, salah satu satu sistem yang mengadopsi model mindring ini adalah lesing. Lesing ini menjual barang-barang yang lebih berharga yaitu sepeda motor, mobil dan aneka barang elektronik.
Jadi, masih adalah mindring di kampung atau desa sekitar kita? Silakan membeli dagangan para mindring. Soal harga dijamin lebih murah dan angsuran tidak memberatkan alias merakyat.
Wartawan:ek
Editor:and
