Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

MOBIL BARU, NYEBAR UDHIK-UDHIK

Supri (kiri) sedang menyiram mobil baru dengan air yang berisi uang logam dan kembang/nyebar udhik-udhik
Supri (kiri) sedang menyiram mobil baru dengan air yang berisi uang logam dan kembang/nyebar udhik-udhik

Lereng Muria – Nyebar udhik-udhik merupakan upacara adat Jawa yang masih dilestarikan sampai sekarang dan tidak lekang oleh gerusan jaman. Nyebar udhik-udhik ini berupa menyebar uang logam ditambah dengan air kembang. Upacara adat tersebut dalam rangka menyukuri karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini karena tidak lepas dari kepercayaan orang Jawa bahwa nyebar udhik-udhik berpengaruh positif terhadap yang mempunyai hajat, terutama kemudahan dan keselamatan dalam hal rejeki. Secara simbolis nyebar udhik-udhik berarti lambang pemimpin menyejahterakan rakyatnya. Ada juga yang bermaksud sekedar sedekah kepada orang-orang di sekitarnya. Jadi nyebar udhik-udhik ini bermakna kesejahteraan

Anak-anak kecil sedang memperebutkan uang logam dari acara nyebar udhik-udhik sebagai wujud sedekah kepada masyarakat sekitar
Anak-anak kecil sedang memperebutkan uang logam dari acara nyebar udhik-udhik sebagai wujud sedekah kepada masyarakat sekitar

. Hal ini dilakukan oleh Supri (49 tahun) warga Perum Rendole Blok I-2 Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati ketika berhasil memiliki mobil baru. Pada hari Minggu pagi (28/1/2024) keluarga kecil tersebut mengadakan upacara nyebar udhik-udhik di depan rumah. Sebuah mobil sudah menunggu untuk menjalani prosesi udhik-udhik. Kegiatan ini diawali dengan pembacaan Al Fatehah sebagai doa pembuka. Dengan disaksikan beberapa tetangga dan anak kecil di perumahan, Supri langsung menyiram mobil barunya yang bermerek Xeni warna silver. Anak kecil yang semula hanya menyaksikan spontan ikut merebut uang logam Rp. 1.000 dengan diselingi canda dan tawa. Empat roda disiram dengan air yang berisi air kembang dan uang logam. Setelah 4 roda, dilanjutkan bagian mobil yang lain. “Tujuan utama dari nyebar udhik-udhik tersebut agar diberi kemurahan rejeki, keselamatan dan lindungan dari Tuhan. Sekaligus shodakoh kepada masyarakat sekitar terutama anak-anak,”tutur Supri dengan wajah sumringah. “Ini juga melestarikan adat budaya leluhur Jawa,”imbuhnya. Sebelum acara nyebar udhik-udhik, diadakan memberikan jajan pasar kepada tetangga sekitar sebagai wujud syukur atas semua barokah dari Tuhan. Itulah wujud syukur orang Jawa terhadapat rejeki yang diperolehnya dan adat ini akan tetap lestari karena bermakna positif bagi masyarakat.

Wartawan : Ek

Editor :  Linn

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya