Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

NGGLENTHENG MENGAIS SISA PANEN 

Ilustrasi warga sedang ngglentheng ketela pohon di tegalan (Foto: Mongabay)
Ilustrasi warga sedang ngglentheng ketela pohon di tegalan (Foto: Mongabay)

Lereng Muria –         Berbagai kebiasaan dilakukan masyarakat setelah panen hasil bumi di masyarakat Jawa. Panen hasil bumi yang dimaksud adalah kacang tanah dan ketela pohon. Biasanya kacang tanah dan ketela akan tersisa di dalam tanah karena tertinggal ataupun lepas. Hal ini karena ketika mencabut hasil panen ada benda yang menghalangi, tanah terlalu keras dan teknik mencabutnya salah. Sisa-sisa biji kacang tanah dan ketela akan tertinggal di dalam tanah. Dan akan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya atau kuli yang bertugas mencabutnya.

Oleh karena itu ada kebiasaan mengambil atau mengais sisa-sisa panen hasil bumi tersebut yang dinamakan _ngglentheng_. Istilah ngglentheng ini hanya ada masyarakat Jawa terkhusus daerah Pantura Timur Jawa Tengah.

Untuk kegitan ngglentheng kacang tanah dilakukan beberapa hari setelah panen. Pada waktu lahan diairi maka kacang tanah terlihat dengan jelas dan dapat diambil bagi yang membutuhkan. Biasanya mampu mendapatkan hasil glenthengan satu ember timba penuh. Lumayan untuk camilan di malam hari sebagai kacang godog.

Untuk ketela pohon, kegiatan ngglentheng dilakukan tepat setelah panen. Ketika hasil panen berupa ketela pohon diangkut ke dalam truk, beberapa ketela ada yang tercecer. Bahkan ketela yang terlewat di dalam tanah juga masih ada. Sehingga dapat dikumpulkan di dalam karung plastik atau sak. Boleh dibawa pulang untuk dijadikan ketela rebus atau dijemur menjadi gaplek.

Kebiasaan ngglentheng tersebut masih ada di masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Terutama di pedesaan yang jauh dari hiru-pikuknya keramaian kota.

Wartawan:ek

Editor:and

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya