Lereng muria – Pada hari Rabu (13/11/2024), Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMAN 3 Pati berjalan mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Pada pagi itu semua komponen sekolah bahu membahu untuk melaksanakan program P5 yang bertema Hidup Berkelanjutan. Untuk divisi hasta karya berproses menghasilkan kerajinan tangan di kelas, divisi bank sampah sedang mengadakan pemilahan sampah. Sedangkan divisi pengomposan sedang pendalaman materi di Auditorium SMAN 3 Pati dan dilanjutkan pembuatan biopori di berbagai kapling yang sudah ditentukan.
Berdasarkan pengamatan dari wartawan Jurnalistik SMAGA Pati, kegiatan yang paling seru adalah pembuatan biopori yang ada di sebelah kiri lapangan sepak bola. Lokasi tersebut berbatasan dengan tembok sekolah yang
memanjang sekitar 100 meter lebih.
Divisi pengomposan yang terdiri dari perwakilan kelas tersebut bekerja sama saling bahu mbahu untuk menghasilkan lubang sesuai ukuran yang diinginkan. Para siswa harus berjuang untuk menghasilkan lubang sedalam 80-100 cm dengan diameter 10-30 cm. Air dan alat untuk melubangi berupa bor biopori juga sudah disiapkan untuk melancarkan kegiatan tersebut.
Walaupun sederhana, tetapi kegiatan pembuatan biopori ini sangat berkesan di hati beberapa siswa. Diantaranya adalah Dista Laura dari kelas XII-11 menuturkan bahwa pembuatan biopori sering menemui kendala yaitu menyentuh batu dan cukup sulit untuk mendapatkan kedalaman yang ditentukan.
“Saya sangat bersemangat karena selain mengurangi sampah kegunaan biopori adalah juga bisa menyuburkan tanah, selain itu biopori ini adalah salah satu kompos yang gratis karena kita bisa membuat sendiri. Biopori sendiri juga bisa digunakan untuk menjaga cadangan air dan dapat mengurangi serta mencegah banjir.
Namun dalam proses membuat lubang biopori saya mendapat kesulitan karena untuk dapat membuat kedalaman 80-100 cm saya kerap menjumpai batu dan akar pohon dan berakibat tanah tidak bisa digali lagi,”tutur Dista Laura.
“Oleh karena itu saya harus membuat lubang biopori lagi. Tapi membuat biopori tetap menyenangkan dan seru karena dapat melatih kerja sama serta gotong royong,”imbuh Dista.
Hal yang sama diungkapkan oleh Maurilla Nadia sari kelas XI-9 bahwa pembuatan biopori menghadapi banyak kendala. “Untuk kesan pembuatan biopori sangat melelahkan tapi juga menyenangkan, lelahnya tadi gara-gara waktu menggali tanah kebanyakan ada batunya, jadi agak susah digali dan sempat pindah-pindah tempat dikarenakan tanahnya tertutup oleh batu yang sudah digali,”tutur Maurilla. “Menyenangkan dan mrngasyikkannya ketika tanahnya dapat digali dengan mudah,”imbuh Maurilla mengakhiri wawancara.
Wartawan:Tim Jurnalistik SMAGA Pati
editor:amt