Lereng Muria – Bayi akan memberi respon terhadap kondisi sekitarnya dalam bentuk menangis atau menjulurkan tangan dan kaki. Respon tersebut apabila ada suara yang mengagetkan bagi sang bayi. Dilansir dari _Voi.id_ mengutarakan bahwa bayi menangis dan meringkuk karena kaget mendengarkan bunyi disebut refleks Moro. Refleks ini sudah ada pada bayi sejak lahir dan biasanya disebabkan oleh suara berisik atau suara yang keras di sekitarnya. Ini terjadi karena sistem pendengaran bayi masih dalam tahap perkembangan. Refleks ini juga muncul begitu saja tanpa ada rangsangan dan akan hilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
Akibat dari refleks Moro ini bayi sering menangis dan sering terbangun saat tidur. Bahkan karena sangat sensitifnya, bayi dapat merasakan suara yang tidak dapat didengar oleh orang dewasa. Diceritakan oleh Ibu Warsi seorang perempuan dari Pati bahwa anaknya menjerit sebentar ketika ada ayam yang disembelih. Respon itu diberikan bersamaan pada waktu pisau dapur mengiris leher ayam jago yang akan diginakan untuk acara kelahiran bayinya. Ibu tersebut juga menginformasikan kalau anak bayinya buang air besar dengan suara keras ketika rumahnya dimasuki maling. Karena ada suara bayi tadi, tuan rumah terbangun dan pencuri melarikan diri tanpa mendapatkan hasil. Hal yang sama diceritakan oleh Bapak Eko yang juga dari Kabupaten Pati Bumi Mina Tani bahwa anaknya terbangun tengah malam dan menangis. Bapak yang juga seorang guru di salah satu SMA negeri tersebut langsung ikut terbangun dan keluar dari kamar. Dan ternyata ada ular dudak emprit/pudak emprit yang beracun memasuki rumah. Ular tersebut merayap di sudut tembok yang kasar. Tanpa pikir panjang, ular tersebut dibunuh secepatnya sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi pada prinsipnya respon atau reaksi diberikan oleh bayi terhadap situasi tertentu di sekitarnya. Termasuk kehadiran hewan atau orang lain yang mungkin membahayakan bagi dirinya.
Wartawan : Ek
Editor: Linn