Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

RUWAHAN, TRADISI KIRIM DOA SEBELUM RAMADHAN

Puluhan berkat yang dibawa ketika acara ruwahan di mushola dan nantinya dibawa pulang lagi tetapi saling menukar berkat bawaannya
Puluhan berkat yang dibawa ketika acara ruwahan di mushola dan nantinya dibawa pulang lagi tetapi saling menukar berkat bawaannya

Lereng Muria – Pada pertengahan bulan Sya’ban atau Ruwah pada penanggalam Jawa, umat Islam di Indonesia melakulan tradisi “ruwahan”. Ruwahan berasal dari kata arwah (Bahasa Arab) yang berarti nyawa, roh atau jiwa. Ada juga yang mengatakan ruwahan berasal dari kata “meruhi arwah” (Bahasa Jawa) diartikan mengunjungi atau ziarah kepada orang tua, sanak saudara, leluhur yang sudah ada di alam kubur agar dosa dan kesalahannya diampunin oleh Tuhan. Berbagai macam cara untuk melakukan ruwahan, diantaranya dengan cara mendokan bersama-sama di masjid atau mushola. Ini dilakukan setelah sholat Maghrib atau Isya’.

Acara ruwahan di salah satu perumahan warga yang dilaksanakan di dalam mushola
Acara ruwahan di salah satu perumahan warga yang dilaksanakan di dalam mushola

Ada juga yang menyerahkan tulisan dan shodakoh seikhlasnya, dan oleh tokoh agama didoakan bersama-sama lewat pengeras suara di masjid di pagi hari, sore maupun malam. Ada juga yang datang ke mushola atau masjid bersama-sama dengan membawa berkat. Di tempat ibadah tersebut tokoh agama memandu doa dan ketika pulang para jama’ah saling menukar berkatnya. Ada pula yang berkumpul dan berdoanya di tempat umum atau tempat keramat. Meskipun berbeda-beda caranya tetapi tujuannya sama yaitu mengirim doa untuk para leluhur yang sudah meninggal dunia supaya mendapat ampunan dari semua dosa dan kesalahan serta mendapatkan nikmat kubur.

Wartawan Ek

Editor Linn

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya