Lereng Muria – Bagi masyarakat Jawa, pergantian Tahun Baru Hijriyah atau 1 Muharam memiliki makna yang berbeda-beda. Satu Muharam atau lebih dikenal dengan 1 Suro memiliki arti spiritual atau nuansa kebatinan dibanding bulan yang lain.
Pada pergantian tahun 1446 H menuju 1447 H yang berlangsung pada hari Kamis (26/6/2025), masyarakat Jawa mempersiap secara jasmani maupun rohani untuk menyambut hadirnya Malam 1 Suro tersebut. Beberapa hal yang disiapkan diantaranya bunga telon, bunga setaman, kemenyan, lilin, dan lain sebagainya.
Berbagai macam tirakatan atau sejenis kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyambut tahun baru tersebut. Ada yang kungkum di tempuran sungai, puasa bisu berjalan mengelilingi Benteng Kraton Solo ataupun Yogyakarta, kirab pusaka, kirab budaya, pawai obor menghidangkan bubur Suran, sarasehan, menjamasi benda pusaka dan lain sebagainya.
Semua kegiatan tersebut diadakan dalam rangka menyambut tahun baru dengan harapan pada kurun 1 tahun mendatang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Selain itu untuk meningkatkan spiritual rohani masyarakat Jawa, bersilaturahmi sesama komunitas dan melestarikan budaya.
Pada Malam 1 Suro, masyarakat Jawa berdoa penuh kekhusukan dengan memohon kepa Tuhan Yang Maha Esa agar tetap selalu diberikan kesehatan, ketentraman, murah sandang pangan, panjang umur dan rejeki yang barokah. Adat budaya ini sudah dibumbui berbagai kegiatan yang bernuansa keagamaan. Contohnya, sebelum kegiatan diadakan doa bersama, tahlil, ziarah kubur, pengajian, bakti sosial dan lain sebagainya.
Dan pada akhirnya, kegiatan tersebut tetap lestari sampai sekarang dan didukung oleh generasi penerus dan pemangku kebijakan.
Wartawan:ek
Editor: and