Lereng Muria – Pagelaran Jumat Kreasi SMAN 3 Pati pada hari Jumat (22/11/2024) yang lalu sangat menghebohkan. Acara yang dihelat di Auditorium SMAN 3 Pati tersebut menampilkan kreasi seni dari 6 kelas. Semua kelas menampilkan performa yang all out di hadapan penonton.
Salah satunya adalah penampilan dari kelas IX-5 yang mengusung tema dari daerah Betawi yaitu Ondel- Ondel yang berwujud boneka raksasa. Berisi awalan penjelasan asal usul Ondel-Ondel yang berasal dari perpaduan budaya Arab, Tionghoa dan Melayu.
Dilanjutkan menari dengan iringan lagu Ondel- Ondel. Setelah itu muncul para perempuan menari dengan properti kipas pink yang sangat lucu.
Dilanjutkan lagu tarian dengan properti payung lukis. Pertunjukkan semakin menarik ketika adegan beradu pantun khas Betawi antara 2 kelompok yang berbeda yang lebih dikenal dengan nama Palang Pintu. Palang Pintu tersebut lazim digunakan ketika melangsungkan perkawinan adat Betawi pada saat menyambut pengantin pria. Yang dilanjutkan dengan permainan pencak silat khas Betawi bersenjata golok.

Setelah itu dilanjutkan iringan lagu khas Betawi dengan liriknya “nuk ning nang ning nang” oleh para penari perempuan dengan membuat formasi lingkaran.
Pertunjukan dari kelas XI-6 yang menampilkan legenda Kabupaten Pati yaitu Ondo Rante Mbalelo. Menceritakan pada jaman Mataram Islam dibawah kekuasaan Sultan Agung, di Kabupaten Pati ada salah satu tokoh bernama Ondo Rante yang suka mengganggu warga dalam menjalankan ibadah sholat.
Dengan menggunakan kesaktian yang dimiliki oleh Syech Jangkung, Ondo Rante dapat dikalahkan dengan cara menarik tubuh Ondo Rante dengan menggunakan gajah. Diakhir cerita para pelaku seni menari dan bernyanyi lagu Gugur Gunung.
Yang paling menarik dari pementasan ini adalah penggunaaan properti gajah yang biasa digunakan dalam seni kethoprak. Dan suasana yang dibuat khas seperti seni kethoprak disertai dua kali letusan petasan atau mercon yang mengagetkan penonton serta membuat suasana menjadi lebih heboh. Bahkan pemainnya juga tidak tahu kalau ada letusan petasan yang keras.

Tepuk tangan gemuruh setelah pementasan tersebut dan dilanjutkan foto bersama para pemain dan properti gajah yang dipakai.
Penulis: Rizma Azizah (Jurnalistik SMAGA Pati)
Editor:and