Lereng Muria – Sejak tahun 2018 sampai tahun 2023, sudah 5 tahun Batik Randu mengalami perkembangan. Yang awal mula tahun 2018, terdapat beberapa permasalahan terkait produksi Batik Randu dikarenakan baru merintis Batik Randu. Pada tahun 2018 sampai 2019 Bu Sri mengalami kesulitan dalam menjual batik yang telah diproduksi. Konsumen pertama dari tetangga yang sedikit demi sedikit mulai melirik Batik Randu dan mulai menerima pesanan.“Tahun 2018-2019 ya masih awal sedikit yang beli, dari tetangga, kemudian kerabat.” Tutur bu Sri melalui wawancara.Perkembangan produksi Batik Randu mulai pesat sejak tahun 2020 ditandai dengan mulai terdapat pemesanan dan memperluas pasar sampai keluar Kota Pati. Perkembangan produksi batik yang sangat pesat dan mulai banyaknya pesanan menjadikan Bu Sri membuka lowongan dengan menggait ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) untuk membantu produksi dan mengembangkan Batik Randu. Bahkan pada akhir tahun 2022, Bu Sri diundang ke acara di Ancol dalam rangka mengenalkan produk-produk khas Pati. Pada acara tersebut, Bu Sri membawa kain Batik Randu dan ternyata sangat diminati oleh masyarakat di sana.“Pada sekitar desember 2022, Bu Sri pernah ke acara mengenalkan produk-produk Pati di Ancol. Pada waktu itu ibu membawa 28 potong kain Batik Randu dan habis dibeli masyarakat disana” tutur Bu Sri melalui wawancara.
Pada perkembanganya, pemerintah desa melakukan dukungan moral dan juga memesan kain untuk seragam dinas di tingkat desa. Selain itu, Batik Randu juga membawa Bu Sri sebagai juara 1 wanita penggerak UMKM dalam rangka lomba UMKM tingkat Desa Sarirejo.Di era modern sekarang ini, eksistensi Batik Randu dapat dilihat dari perkembangan dan cara Batik Randu mengadaptasi zaman yang dinamis ini. Meskipun produksi Batik Randu masih berskala rumahan, tapi sudah dapat dijumpai di toko-toko batik di Pati. Bahkan sekarang ini, Batik Randu sudah dipesan sampai ke wilayah Papua dengan motif Sidomukti. Tak hanya orang-orang tua yang memesan Batik Randu, melainkan Batik Randu juga dibuat dalam bentuk sarung untuk anak-anak pondok pesantren. Hal ini dikarenakan motif pada Batik Randu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan keinginan konsumen. Sehingga kualitas Batik Randu tidak dapat diragukan di era modern sekarang ini“Saat ini, kami sedang mengerjakan pesanan dari Papua dengan motif sidomukti yang sebagian sudah jadi” tutur Bu Sri melalui wawancara.Selain melakukan produksi Batik Randu, Bu Sri juga terbuka untuk mengenalkan dan mempratikan membatik Randu dikalangan anak muda. Batik Randu sering didatangi oleh sekolah-sekolah dasar untuk belajar warisan budaya Pati dalam bentuk batik. Seperti SD Negeri Kutoharjo 02 yang melakukan kegiatan belajar membatik di Batik Randu pada sekitar bulan Mei.“Pengalaman saya bangga dapat mengenalkan warisan budaya Pati kepada anak-anak dan dapat mendalami bagaimana proses pembuatan batik randu secara detail” tutur Bu Riskha salah satu wali murid SD Negeri Kutoharjo 02.Pengenalan Batik Randu sebagai warisan budaya Pati terhadap anak-anak muda dapat meningkatkan rasa nasionalisme pada anak-anak muda. Selain itu, mengenalkan dan menjaga kualitas Batik Randu di era modern sekarang ini dapat menjaga eksistensi dari Batik Randu yang didirikan oleh Bu Sri. Harapanya Batik Randu mampu semakin dikenal oleh orang banyak dan membuka mata masyarakat khususnya masyarakat Pati bahwa terdapat Batik Randu sebagai warisan budaya Pati yang harus terus dilestarikan.
Penulis : Ahmad Nailul Atok ( Mahasiswa Universitas Negeri Semarang )
Editor : Linn