Lereng muria – Bajaj merupakan angkutan umum beroda 3 yang berasal dari India. Bajaj ini di Indonesia terkhusus di Ibu Kota Jakarta masih ada, walaupun sudah tergusur moda transportasi lain.
Bajaj ini sebenarnya sepeda motor yang diberi atap dan penutup samping kiri, kanan dan belakang. Bajaj hanya mampu memuat 2 penumpang dan dapat ditambah 1 anak kecil. Kendaraan roda 3 ini memiliki suara yang keras dan bermesin 2 tak dengan kapasitas 200 cc serta mampu menyemburkan tenaga 11 Hp.
Dengan ukurannya ini, bajaj dapat melaju dengan cepat dan mudah melintasi kemacetan ibu kota. Kendaraan dari Hindustan ini mampu mencapai kecepatan maksimal hingga 70 km/jam.
Di Kota Kairo sebagai ibu kota Mesir juga memiliki bajaj sebagai moda transportasi umum, yang disebut dengan istilah tuktuk. Pemberian nama ini karena moda transportasi roda 3 bersuara tuktuktuk ketika melaju di jalan.
Berbeda dengan bajaj di Jakarta yang berwarna oranye dan biru, tuktuk Kairo bercat hitam kuning. Tuktuk ini tanpa pintu untuk penumpang maupun sopirnya. Dan ini berbeda dengan bajaj Indonesia yang memiliki pintu untuk keamanan sopir dan penumpangnya. Bahan bakar tuktuk masih mengandung gas emisi CO2.
Tuktuk ini diimpor dari India tahun 2005 dan pada tahun 2014-2016 ada sekitar 99.000 tuktuk di Mesir dan 3 juta lebih yang tidak berijin. Tuktuk ini sangat cocok muda transportasi di Mesir terkhusus Kota Kairo yang memiliki gang sempit karena pemukimannya sangat padat. Adanya tuktuk memudahkan akses memasuki gang dalam waktu yang relatif cepat. Selain itu meningkatkan perekonomian masyarakat kalangan bawah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah keamanan bagi penumpang dan sopir tuktuk karena tidak memiliki pintu pengaman. Belum lagi menimbulkan kemacetan lalu lintas dan pengendara yang ugal-ugalan di jalan raya.
Itulah salah satu moda transportasi rakyat Mesir dan masih merakyat sampai sekarang. Tutuk juga masih bertahan sampai sekarang karena memang masih dibutuhkan keberadaannya. Dan dipandang lebih murah meriah dibanding moda transportasi yang lain. Inilah tuktuk, bajajnya Mesir.
Wartawan:ek
Editor:amt