Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

WIWIT, TRADISI AWAL PANEN PADI (1)

Ilustrasi perlengkapan tradisi wiwit di Jawa (Foto: Antara News Yogyakarta)
Ilustrasi perlengkapan tradisi wiwit di Jawa (Foto: Antara News Yogyakarta)

Lereng Muria –          Indonesia merupakan negara tropis yang lingkungannya sangat cocok untuk budi daya pertanian terutama padi. Maka Indonesia mendapat julukan sebagai negara tropis dan menjadi lumbung beras dunia. Hasil panen padi berupa beras sangat potensial.

Untuk memanen padi yang sudah menguning ini diperlukan suatu tradisi yang disebut wiwit. Wiwit ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti mulai, pertama kali atau mengawali. Tradisi wiwit ini masih bertahan di Indonesia terkhusus di Pulau Jawa.

Tujuan dari wiwit ini adalah memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pada saat panen dan ungkapan syukur atas keberhasilan panen di musim tanam tahun ini. Pada jaman dahulu, tradisi wiwit merupakan wujud hormat kepada Dewi Sri sebagai dewi kesuburan yang dipuja oleh para petani. Ketika agama Islam berkembang di Jawa, maka wujud syukur ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun demikian pembacaan mantra wiwit oleh sang spiritualis masih menyebut Dewi Sri.

Persyaratan yang disiapkan untuk wiwit adalah gedang buakan atau pisang yang siap dibuang. Pisang buakan berisi aneka pisang yang dipotong-potong kecil dibungkus atau dibrengkes dengan daun pisang.

Buceng kecil yang terbuat dari nasi putih berbentuk kerucut yang di puncaknya dilengkapi trasi dan cabe merah membentuk seperti menara. Buceng tersebut dibungkus daun pisang.

Selain itu disiapkan merang beserta kemenyan, centhong daun pisang yang berisi daun kelor, buah mengkudu muda, kembang boreh dan bedak putih yang dicairkan. Disiapkan juga ani-ani alat pemotong tangkai padi dan air putih di dalam kendi.

Sebagai wujud syukur, dilengkapi nasi satu cething atau bakul yang dilengkapi ingkung ayam, telur rebus, aneka lodeh, bandeng, ikan teri, tahu dan tempe. Beberapa daerah ditambahkan pisang raja satu tandan dan aneka buah-buahan.

Kalau panennya tidak terlalu luas, yang untuk syukuran berupa nasi satu bakul dan sebutir telur ayam Jawa. Ini lebih sederhana. Nasi dan telur tersebut diperuntukkan bagi sang spiritualis pembaca doa.

Wartawan:ek

Editor:and

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya