Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

WONG PATI TIDAK BOLEH “BUKA DADA”

Ilustrasi laki-laki warga Pati "membuka dada" yang dapat menimbulkan kesialan karena itu termasuk pantangan
Ilustrasi laki-laki warga Pati "membuka dada" yang dapat menimbulkan kesialan karena itu termasuk pantangan

Lereng Muria –        Setiap daerah memiliki kearifan lokal yang bertujuan mendidik dan menasehati secara samar-samar (simbolis) atau jelas. Kearifan lokal tersebut berupa perintah bahkan pantangan yang tidak boleh dilanggar atau dikerjakan oleh warganya.

Salah satunya adalah rakyat Kabupaten Pati Jawa Tengah yang memiliki pantangan untuk tidak boleh “membuka dada”, terutama apabila berada di luar kabupaten ataupun merantau di berbagai belahan dunia. Apabila melanggar maka akan mengalami sial atau mendapatkan musibah dalam kehidupannya. Pantangan ini sudah banyak diketahui oleh warga Pati, terkhusus yang berjenis kelamin laki-laki.

Istilah “membuka dada” ini dapat dimaknai secara lugas maupun tersamar dan perlu penjelasan lebih jelas dan gamblang.

Apabila dimaknai secara lugas, pantangan untuk tidak “membuka dada” ini berarti memperlihatkan dadanya dihadapan orang lain. Artinya dadanya diperlihatkan dihadapan sesama dengan cara membuka kancing baju dan memperlihatkan kulit dadanya.

Hal ini terilhami ketika Bupati Pati Pragola II bertempur melawan prajurit Mataram. Pada pertempuran tersebut dada Bupati Pragola terbuka dan ditusuk menggunakan tombak Kiai Baru oleh Ki Naya Dharma prajurit utusan Sultan Agung. Bupati Pragola II gugur di medan laga. Selanjutnya jenazah Bupati Pragola II dimakamkan di Dukuh Sani Desa Tamansari Kecamatan Tlogowungu Pati.

Apabila dimaknai secara simbolis bahwa orang Pati tidak diperbolehkan menyombongkan dirinya, melebih-lebihkan dirinya sehingga membuat orang lain sakit hati. Dan nantinya menimbulkan musibah, minimal terjadi pertengkaran yang tidak diinginkan.

Pasemon atau makna tersamar ini memiliki tujuan yang mendidik agar warga Pati senantiasa lebih santun, tidak menyombongkan diri dan jangan meremehkan orang lain agar hidupnya selalu tentram dan jauh dari musibah serta kesialan.

Kearifan lokal berupa pantangan ini merupakan nasehat kepada generasi muda untuk selalu mengedepankan adab dan sopan santun. Janganlah sombong dihadapan orang lain yang nantinya dapat merugikan diri sendiri dan hidup menjadi tidak tentram karena memiliki banyak musuh.

Wartawan:ek

Editor: and

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya