Lereng Muria – Hari Raya Idul Fitri 1444 H segera tiba, berbagai aktifitas umat Islam siap untuk menyambutnya. Selain menyiapkan hidangan hari raya, pakaian baru, membersihkan rumah, wisit untuk pengunjung dan zakat fitrah serta ziarah kubur. Tradisi ziarah kubur ini sudah ada sejak dahulu kala, sehingga momen ini dimanfaatkan oleh pedagang bunga tabur untuk meraup rejeki. Sehingga pedagang bunga tabur tersebut menjamur dan bertebaran untuk melayani pembeli yang jumlahnya juga membludak.

Seperti halnya di sekitar Pasar Puri Baru Pati ini, tidak kurang dari 30 an penjual bunga tabur bertebaran di pasar tersebut. Mulai dari lokasi depan Pasar Buah Puri sampai di depan Pasar Puri Baru diserbu pembeli bunga. Apalagi yang menempati los bunga tabur benar-benar dibuat sibuk oleh pembeli. Pedagang tersebut ada yang asli berjualan di Puri pada hari biasa, ada juga pedagang luar daerah yang datang untuk mengais rejeki atau pedagang dadakan. Seperti halnya Ibu Ani pedagang yang menempati pertigaan depan Pasar Puri Baru ini berasal dari Desa Sumbermulyo Kecamatan Winong Pati. Pedagang bunga tabur tersebut sengaja datang menjelang hari raya H-5 untuk ikut berjualan bunga tabur atau istilah populernya “mpremo”.

Seperti yang disampaikan kepada Lerengmuria.com pada hari Rabu 19 April 3023, Bu Ani beserta satu temannya berangkat pagi, pulang sore harinya dengan naik sepeda motor untuk berjualan bunga tabur. Berbeda dengan Ibu Chacha Hadi pedagang los bunga tabur yang asli menempati los tersebut tiap harinya. Karena sudah memiliki tempat jualan tetap dan pelanggan tetap tidak merasa tersaingi dengan menjamurnya penjual bunga tabur. “Menjamurnya pedagang dadakan tidak perlu dirusaukan, rejeki ada yang membagi. Yaa biarlah orang lain ikut merasakan rejeki datangnya hari lebaran,”tutur Ibu Chacha Hadi mengakhiri wawancara. Hari lebaran memang memberi penghidupan bagi orang yang mau berusaha.
Wartawan : Ek
Editor : Linn