Lereng Muria – Di Indonesia merupakan negara yang cocok untuk kehidupan tumbuhan terkhusus bunga bangkai. Bunga tersebut memiliki ciri khusus karena baunya yang menyerupai bangkai membusuk, maka dijuluki bunga bangkai.
Melansir The New York Times edisi (6/7/2018), bahan kimia utama yang membuat bunga bangkai raksasa ini begitu berbau adalah senyawa belerang, yakni dimetil trisulfida. Hal ini telah berhasil diidentifikasi oleh peneliti Jepang dalam studi mereka yang diterbitkan pada 2010 di jurnal Bioscience, Biotechnology and Biochemistry. Dimetil trisulfida merupakan senyawa yang baru mulai muncul baunya saat aroma yang lebih harum telah hilang. Hal ini disebutkan terkait dengan lesi kanker. Pada bunga bangkai, bau yang mudah menguap disebarkan oleh panas yang dihasilkan bunga saat mekar.
Selain senyawa belerang dimetil trisulfida tersebut, ada pula senyawa trimetilamina yang akan muncul di akhir periode mekar bungai bangkai. Nah, senyawa trimetilamina ini akan berkontribusi pada bau yang menyerupai ikan mati. Kemudian, bahan kimia pemicu bau busuk pada bunga bangkai juga dihasilkan oleh dekomposisi hewan dan tumbuhan.
Ada pula yang menyebutkan bahwa aroma bunga bangkai itu merupakan kombinasi kimia dimetil trisulfia, asam isovalerat, dimetil disulfida, benzil alkohol, indol, dan trimetilamina.
Dilansir dari Kompas.com, aroma bau busuk yang khas pada bunga bangkai ini berfungsi sebagai daya tarik untuk kumbang bangkai atau lalat daging, serta serangga yang suka aroma bangkai lainnya. Di mana kumbang bangkai dan lalat daging yang tertarik pada bau daging yang membusuk, akan melakukan membantu proses penyerbukan pada tanaman bunga bangkai raksasa tersebut. Potensi bau busuk secara bertahap akan meningkat dari larut malam hingga tengah malam, dan saat-saat ini penyerbukan terjadi paling aktif.
Wartawan:ek
Editor:and