Lereng Muria – Hari Sabtu (26/7/2025), penulis bersama keluarga bersilaturahmi ke rumah ibu mertua di Kelurahan Punggursugih Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Jawa Tengah. Dari Kota Pati sekitar pukul 09.00 pagi, penulis meluncur ke Blora melewati jalur Jakenan-Jaken-Japah -Ngawen-Punggursugih. Meskipun jalan berlubang di beberapa titik, kami tetap semangat menjalani tradisi silaturahmi.
Sampai di rumah besar keluarga, tepatnya di tikungan Punggursugih penulis beserta keluarga mencurahkan rasa kerinduan. Sudah menjadi tradisi, menu kuliner khas Blora sudah disiapkan untuk menyambut kami sekeluarga.
Makan siang kami disuguhi asem-asem kepala kambing atau “ndas wedhus” hasil racikan ibu mertua. Asem-asem ini berbeda dengan yang lain, selain dagingnya empuk, aroma bekas kepala kambing yang dibakar sudah hilang sama sekali. Selain itu untuk menciptakan rasa asam, dipakailah daun kedondong yang masih muda. Sehingga cita rasa yang dihasilkan juga berbeda.

Tidak ketinggalan krupuk sambal khas Blora melengkapi cita rasa Blora di siang hari. Krupuk rambak warna kuning muda yang digoreng menggunakan pasir atau disangan bersama sambal pecel sudah tersedia. Harganya murah meriah dan dapat mengobati kerinduan kuliner Blora. Krupuk sambal ini relatif menyehatkan karena tidak digoreng menggunakan minyak tetapi menggunakan pasir dengan suhu tinggi.
Sore harinya kuliner Blora sudah menanti, yaitu lontong tahu. Lontong tahu Blora memiliki cita rasa yang berbeda dengan lontong tahu dari daerah lain. Ada rasa lezat cenderung manis yang bertaburkan brambang goreng. Rasa pedasnya juga membuat mata berair dan keringat bercucuran.
Itulah sekilas kuliner Blora yang tidak lepas dari kearifan lokal yang didukung oleh sumber daya yang ada. Semua terasa lezat karena didukung oleh suasana hati yang tepat yaitu kerinduan dan keaslian kulinernya.
Wartawan:ek
Editor:and




