Lereng muria – Rumah tusuk sate atau omah sunduk sate (Bahasa Jawa) adalah rumah yang letaknya mengarah tegak lurus dengan jalan simpang tiga atau rumah yang berada di ujung persimpangan/pertigaan jalan lurus. Sehingga bentuknya menyerupai tusuk sate. Rumah kategori ini termasuk rumah yang tidak sehat karena angin setiap saat langsung masuk ke rumah. Termasuk juga penyakit yang terbawa angin tersebut.
Menurut budaya Jawa, rumah tusuk sate kategori “ora ilok” atau tidak baik. Berdasarkan mitos yang berkembang di masyarakat, rumah tusuk sate membawa sial dan petaka bagi penghuninya. Rumah model ini juga mendatangkan energi negatif dan dihuni makhluk halus yang dapat mengganggu penghuninya. Selain itu anggota keluarga rentan terkena penyakit, rawan terjadi kecelakaan dan susah mendapatkan rejeki.
Maka orang Jawa tidak membuat rumah model tusuk sate tersebut. Walaupun secara ilmiah mitos tersebut tidak terbukti, karena kesehatan dan keberuntungan seseorang dipengaruhi gaya hidup, pola makan, perilaku, ketakwaan dan faktor yang lain.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seputar rumah tusuk sate maka pemiliknya menanam pohon yang kuat di depan rumah, memberi penerangan yang cukup dan membangun pagar yang kuat di luar rumah. Hal ini untuk mencegah masuknya kendaraan bermotor yang nyelonong ke dalam rumah.
Dikutip dari Gramedia Blog, sebenarnya rumah tusuk sate ini memilki beberapa keuntungan dibanding rumah yang lain, yaitu dapat digunakan sebagai tempat usaha, reklame iklan, sirkulasi udara yang sehat, memiliki lahan yang relatif luas dan suasana lingkungan kondusif.
Rumah tusuk sate dapat dihindari apabila lahan masih luas, seperti di pedesaan. Karena lahan perumahan semakin menyempit dan harga rumah sudah semakin melangit maka rumah tusuk sate dapat dijumpai di kota yang berpenduduk padat. Berbagai macam perumahan di kota juga dijumpai rumah tusuk sate. Dan para penghuninya sehat, aman, lancar rejeki dan tentram menghadapi kehidupan sehari-hari.
Wartawan:ek
Editor:amt