Lereng Muria – Takbir keliling merupakan suatu kebiasaan warga muslim Indonesia dalam rangka menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri Selasa (9/4/2024). Berbagai macam kreasi dimunculkan dalam rangka memeriahkan acara takbir keliling tersebut. Perubahan jaman yang diwarnai dengan tranformasi budaya memberikan pengaruh kepada sajian penampilan dari takbir keliling ini. Kalau pada tahun 1980-1990-an yang ditampilkan masih seputar kebudayaan Islam dan tanah Jawa.

Maka yang dimunculkan untuk diarak adalah replika masjid, binatang unta, Wali Songo, bedug raksasa dan sejenisnya. Sedangkan pada tahun ini kreasi yang dimunculkan juga sudah berubah diantaranya replika tokoh wayang kulit, tokoh kartun, maskot modern, hewan mitologi, kapal, masjid megah, kendaraan perang, binatang nusantara, sound horeg dan lain sebagainya. Bahkan budaya Bali yang berupa ogoh-ogoh juga ikut dikirab dalam rangka memeriahkan takbir keliling.

Berbagai lampu hias dan asesorisnya juga menghidupkan suasana malam takbiran. Replika hewan pun tidak hanya diam statis saja tetapi sudah dinamis dan dapat bergerak serta bersuara layaknya makhluk hidup. Bahkan ada replika gajah yang bersuara, bergerak dan menyemburkan air. Ayam jago yang dapat bergerak sayap, mata dan paruhnya. Ikan yang bergerak di sirip dan mulutnya serta berbagai variasi gerak yang lainnya. Perkembangan budaya tersebut memang sangat menakjubkan yang setiap tahunnya mengalami perkembangan yang memukau. Selain itu juga ada yang lebih sederhana yaitu berbentuk takbir keliling hanya melibatkan sound sederhana dibawa keliling untuk menggemakan takbir. Bahkan vokalnya diambil dari _youtube_. Kendaraan tersebut berkeliling jalanan kota maupun pedesaan sembari melantumkan kalimat takbir. Begitulah perkembangan jaman dalam berkebudayaan takbir keliling. Berbagai pengaruh budaya mewarnai takbir keliling di jaman _now_ yang semakin memberi kemeriahan perayaan Idul Fitri. Jaman akan bergerak maka kebudayaan dan pola pokir manusia juga akan bergerak pula.
Wartawan Ek
Editor Linn