Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

WARIA, PRIA NAN GEMULAI

Ilustrasi waria (Foto: PNGtree.com)
Ilustrasi waria (Foto: PNGtree.com)

Lereng muria –        Waria atau wanita pria adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Dikutip dari tempo.com, waria dapat diartikan sebagai pria yang dianalogikan dengan perilaku yang lemah gemulai, lembut, dan kewanita-wanitaan. Sifat dan perilaku ini bukan dibuat-buat, walau ada beberapa kasus waria yang memang dengan sengaja mengubah perilakunya menjadi seperti wanita. Namun sejatinya semua itu berasal dari dalam diri atau bahkan bawaan lahir. Meski dianggap aneh, waria bukan penyakit. Hanya, kaum waria memiliki gangguan pada orientasi seks, yaitu transeksualisme. Transeksualisme memiliki orientasi seksual kepada sejenis.

       Dilansir dari repisitory.unair.ac.id, dalam melihat dirinya, waria tentu harus melakukan interaksi dengan orang lain. Interaksi dengan orang lain ini dapat dilihat pada saat waria pertama kali berani untuk tampil dan mengakui dihadapan masyarakat bahwa ia merupakan seorang waria. Tanggapan orang lain terhadap penampilannya, baik perilaku maupun pemberian label dan stigma terhadap waria tersebut dapat memengaruhi waria dalam melihat dirinya sendiri. Misalnya pemberian label bencong atau banci yang erat kaitannya dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai sosial, waria memandang dirinya sebagai individu yang tidak patuh dengan orang lain. Selain itu ketika orang lain memuji penampilannya yang cantik, maka waria semakin yakin bahwa dirinya adalah perempuan. Hal ini dikarenakan menurut Mead, individu dapat melihat dirinya sendiri ketika mereka menempat diri mereka sebagai orang lain.

       Dikutip dari tempo.co, waria memiliki beberapa gejala yaitu

1. Ketidaknyamanan atau ketidakpuasan dengan jenis kelamin biologis mereka sejak usia dini.

2. Keinginan yang kuat untuk berpakaian, berperilaku, dan dianggap sebagai gender yang berbeda dari jenis kelamin biologis mereka.

3. Perasaan bahwa mereka terjebak dalam tubuh yang salah dan ingin mengubah penampilan fisik mereka untuk menyesuaikan dengan identitas gender yang mereka rasakan.

4. Kecenderungan untuk lebih nyaman dan bahagia saat berinteraksi dengan orang lain sebagai gender yang sesuai dengan identitas mereka.

5. Pengalaman stres, depresi, atau kecemasan terkait dengan ketidaksesuaian antara identitas gender dan jenis kelamin biologis.

       Ada beberapa faktor penyebab terjadinya waria, yaitu:

    Pertama, seseorang menjadi waria disebabkan oleh faktor biologis, yaitu karena lebih dominannya hormon seksual perempuan. Hormon seksual perempuan mempengaruhi pola perilaku seseorang menjadi feminin dan berperilaku perempuan.

       Psikogenik menjadi faktor kedua. Seseorang menjadi waria ada juga yang disebabkan oleh faktor psikologis. Iklim keluarga yang tidak harmonis sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Misalnya, keinginan orang tua memiliki anak perempuan, namun kenyataannya adalah seorang laki-laki.

       Faktor ketiga adalah sosiogenik. Lingkungan sosial yang kurang kondusif juga dapat mendorong adanya penyimpangan perilaku seksual.

Penysusun: Salsabila dkk

editor: amt

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya