Lereng muria – Wedang kopi atau kopi panas adalah minuman paling favorit di berbagai daerah di Indonesia. Penggemarnya lintas generasi walaupun di dominasi oleh manusia lanjut usia (lansia). Wedang kopi mudah dijumpai di rumah, warung makan, warung kopi dan lapak pedagang minuman di pinggir jalan. Maka tidak heran kalau wedang kopi menjadi bagian terpenting dari tradisi among yang masih berkembang di Indonesia khususnya pulau Jawa.
Wedang kopi akan hadir bersama makanan, buah-buahan, minuman lain dan rokok kesukaan bagi orang yang sudah meninggal. Agar lebih aman dari gangguan anak kecil atau binatang pengganggu (kucing, ayam dan lain sebagainya) maka diletakkan pada tempat yang aman. Biasanya di atas meja bagian sudut ruangan.
Wedang kopi diberikan dalam kondisi sangat panas dan tidak diaduk. Isinya berupa kopi bubuk dan gula. Meskipun juga ada yang hanya kopi pahit tanpa gula. Hal ini tergantung dari kesukaan orang yang meninggal.
Setelah sekian lama, kopi yang semula panas kebul-kebul menjadi dingin. Terlihat permukaan air kopi turun sekitar 1-2 cm dari mulut gelas. Beberapa orang tua ada yang mengatakan bahwa wedang kopi tersebut sudah diminum oleh ruh orang yang meninggal. Sehingga wedang kopinya berkurang. Dan itu kelihatan sangat jelas. Hal ini menambah keyakinan bahwa ruh orang meninggal tetap hadir pada waktu among dihidangkan.
Pemikiran logika akal sehat, kenapa air kopi berkurang? Hal itu tidak lepas dari peristiwa alami penguapan. Penguapan adalah peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas atau uap karena penambahan suhu dan tekanan. Hal ini terjadi karena wedang kopi terbuat dari air mendidih yang sangat panas dan menjadi dingin. Dari air yang semula panas menjadi dingin inilah terjadi peristiwa penguapan.
Jadi airnya menguap ke udara sehingga air kopinya berkurang beberapa centimeter. Bukan karena diminum orang yang sudah meninggal seperti yang diceritakan oleh orang tua dahulu. Meskipun demikian masih ada yang yakin dengan pendapat tersebut.
Itulah fenomena wedang kopi sebagai pelengkap tradisi among orang Jawa. Tentu saja tidak hanya terjadi pada kopi semata yang mengalami penguapan tetapi juga terjadi pada teh, susu, sirup, wedang jahe dan lain sebagainya. Dengan syarat dihidangkan dalam kondisi panas.
Wartawan:ek
Editor:amt