Lereng muria – Hari pertama Kejuaraan Pencak Silat Muria Raya Opem II hari Kamis (26/12/2024) telah di gelar di GOR Pati. Ribuan peserta unjuk gigi untuk menunjukkan keunggulannya. Tak terkecuali atlet yang bersifat pemasalan (pemula) mulai dari usia dini sampai remaja.
Berbagai kejadian lucu diamati secara detail oleh Lerengmuria.com pada pertandingan hari pertama tersebut. Pertandingan kategori usia dini mempertandingkan anak-anak dari TK dan SD. Ketika sesama atlet TK bertanding terlihat seperti tawuran musik dangdut. Pesilat dari sudut merah dan biru saling menendang memukul tanpa beban. Bahkan suara wasit yang memisahkan hampir tak dihiraukan. Suara gemuruh penonton pun memberi semangat bagi pesilat cilik tersebut. Karena ukuran body protector (pelindung badan) lebih besar dibanding tubuh atletnya maka kesulitan menendang dan kalau pesilat terjatuh susah untuk bangun. “Ini ada hiburan tersendiri ketika ada usia dini bermain. Lumayan dapat menghilangkan ketegangan,”tutur dalah satu wasit juri. Sehingga wasit ikut membantu dan menarik tangan atlet kecil agar dapat bangun.
Ada lagi atlet yang memberi hormat secara berlebihan. Aturannya, pesilat sebelum bertanding hanya hormat sebanyak 3 kali yaitu kepada official, wasit dan ketua pertandingan. Ada pesilat pemula yang baru pertama kali bertanding, begitu masuk gelanggang menghormati semua yang ada. Mulai dari official, ketua pertandingan, wasit, 3 juri bahkan penonton pun ikut dihormati. “Ini pesilat yang ramah dan sopan yaa,”komentar salah satu penonton.
Ada lagi pesilat yang bertanding memakai pelindung tulang kering di kaki kiri. Ketika bertanding, pelindung tulang kering tersebut sering melorot ke bawah dan karet penguatnya sudah kendor. Sehingga karetnya sering lepas dan mengganggu konsentrasi. Dan kejadian itu terulang berkali-kali. Pesilat yang berjenis kelamin putri kategori pra remaja tersebut jengkel dengan kondisi pelindung tulang keringnya. Maka dengan sepontan tanpa melihat kiri kanan dan sedikit emosi, pelindung tulang kering pun dilepas. Selanjutnya dibuang ke pinggir lapangan, parahnya mengenai aparat pertandingan bagian administrasi tepat di mejanya. Maka wasit pun menegur pesilat tersebut dengan pengurangan angka. Pesilatnya pun tersadar dari kesalahannya, menundukkan wajah serambi meminta maaf. Penonton pun ikut tertawa melihat kejadian tersebut.
Wartawan:ek
Editor:amt