Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

TRADISI NYADRAN, KIRIM DOA DAN SILATURAHMI

Sebuah keluarga sedang menaburkan bunga di pusara leluhur yang sudah meninggal dunia
Sebuah keluarga sedang menaburkan bunga di pusara leluhur yang sudah meninggal dunia

Lereng Muria – Nyadran menjadi istilah yang populer di bulan Ruwah atau Sya’ban menjelang bulan Ramadhan. Dilansir dari Kebudayaan.jogjakarta.go.id, nyadran berasal dari kata ‘sraddha” (Bahasa Sansekerta) yang berarti keyakinan. Tradisi nyadran ini dilakukan umat Islam menjelang datangnya bulan Ramadan dalam bentuk ziarah kubur untuk mendoakan para leluhur, orang tua, kerabat dan wali yang sudah berada di alam barzakh. Istilah nyadran ini populer di Yogyakarta, Surakarta dan sekitarnya. Dan nyadran sekarang sudah menhadi istilah umum di Indonesia.

Nyadran di salah satu pemakaman umum dalam bentuk ziarah kubur mendoakan roh para leluhur
Nyadran di salah satu pemakaman umum dalam bentuk ziarah kubur mendoakan roh para leluhur

Bahkan di Pantura Jawa, istilah tersebut digunakan untuk kegiatan ziarah kubur menjelang bulan Ramadhan. Nyadran menjadi lebih istimewa ketika sebuah keluarga memiliki leluhur arau orang tua di luar kota. Tentu saja akan dipersiapkan dengan matang untuk melakukan tradisi nyadran itu. Kegiatan yang dilakukan meliputi ziarah kubur dan silaturahmi dengan kerabat di kota yang dituju. Dalam kegiatan tradisi nyadran berupa ziarah kubur tersebut kita dapat mengambil makna mengenal, mengingat dan mengenang kebaikan dari para leluhur. Ini sesuai dengan konsep Jawa yaitu “mikul dhuwur mendem jero” yang dikandung makna bahwa kebaikan para leluhur dijunjung tinggi sedangkan yang dianggap kurang baik ditanam sedalam-dalamnya.

Selain itu kita diingatkam akan kematian sehingga dalam kehidupan diusahakan berbuat kebajikan dan senantiasa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Makna yang lain ketika nyadran ke luar kota, kita akan mengunjungi sanak kerabat yang masih hidup. Dari kegiatan tersebut kita dapat mempererat tali silaturahmi dan saling mendoakan antar kerabat. Dan tidak lupa bercerita kejadian masa lalu dan kondisi sekarang. Jadi lengkaplah makna tradisi nyadran yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan.

Wartawan Ek

Editor Linn

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya