Logo Lerang Muria Baru 500px Hitam

KETHOPRAK PATI TAK KAN MATI (1)

Salah satu adegan budalan prajurit di Kethoprak Wahyu Budoyo Dukuhseti Pati
Salah satu adegan budalan prajurit di Kethoprak Wahyu Budoyo Dukuhseti Pati

Lereng Muria –          Kesenian tradisional sangat beragam di Indonesia ini. Kebudayaan tersebut tumbuh berkembang di lingkungan masyarakat. Hidup dan matinya tergantung dari partisipasi aktif dari masyarakat pula.

Beberapa kesenian tradisional masih berkembang dan eksis di masyarakat, diantaranya kethoprak, ludruk, wayang kulit, barongan, wayang golek, tayub, lengger, lenong dan lain sebagainya. Kesenian tradisional tersebut berkembang di wilayah yang berbeda, tergantung latar belakang dan letak geografisnya.

Salah satu kesenian tradisional yang masih eksis adalah kethoprak. Kethoprak ini berkembang dengan baik di Eks Karesidenan Pati terkhusus di Kabupaten Pati.

Berbagai nama kethoprak legendaris dan laris berada di wilayah Kabupaten Pati, diantaranya Cahyo Mudho Juwana, Wahyu Budoyo Dukuhseti, Siswo Budoyo Juwana, Kridho Carito Jaken, Wahyu Manggolo Jakenan, Bhakti Kuncoro Batangan, Kancil Joyo Trangkil, Risma Kuncoro Trangkil, Ronggo Budoyo Jaken, Kidung Kencono Pati, Margo Budoyo Margorejo, Setio Budoyo Gabus, Cahyo Mardhiko Jakenan dan masih banyak lagi. Ada sekitar 80-an grub kethoprak yang ada di Kabupaten Pati.

Kethoprak Pati dapat bertahan dikarenakan memiliki pola yang berbeda dengan kethoprak Mataram Yogyakarta. Seniman kethoprak Pati lebih kreatif dan menyesuaikan terhadap perkembangan jaman. Seniman juga memahami keinginan para penggemarnya.

Beberapa hal yang menyebabkan kethoprak Pati sangat digemari, yaitu penampilan awal dimulai dari adegan yang menarik perhatian penonton. Seperti perang, semedi, munculnya hantu dan lain sebagainya.

Ketika adegan perang, seniman Pati juga inovatif. Seprti munculnya harimau, burung, ular, hantu, keris yang berjalan sendiri, bahkan hewan purba dinosaurus. Yang menarik lagi ada naga yang menelan manusia.

Penampilan emban juga tidak kalah hebohnya. Gerakan menarinya yang serempak dan busana yang seragam semakin menambah ramainya pertunjukkan. Lagu/gending yang dinyanyikan juga tidak melulu tradisional tatapi mengikuti perkembangan jaman. Maka tidak jarang lagu dangdut terbaru dan campursari menghibur para penonton.

Wartawan:ek

Editor:and

Spesial Produk Kopi

Berita Lainnya