Lereng Muria – Wedang teh adalah salah satu minuman favorit bagi masyarakat Indonesia. Wedang teh ini lebih dikenal dengan nama teh panas atau teh hangat. Wedang teh ini sangat cocok dikonsumsikan setelah makan. Cocok juga diminum sore hari pelengkap kumpul bersama keluarga.
Dalam hal penyajian di warung atau rumah makan, diberbagai daerah hampir sama. Kalau di Provinsi Jawa Tengah, pada umumnya warung menyuguhkan wedang teh dalam kondisi terbuka tanpa tutup di atas gelas. Dan pelanggannya sudah menganggap sesuatu yang biasa.
Berbeda halnya di wilayah Provinsi Jawa Timur, sebagian besar warung menyuguhkan teh kepada pembeli dalam kondisi tertutup atau ditutup. Dalam hal ini sudah dianggap hal yang biasa bagi warga sekitar, tatapi dianggap unik oleh yang belum terbiasa.
Di Jawa Timur wedang tehnya selalu ditutup agar tehnya tetap hangat dalam jangka waktu yang lama, menahan panas dan mencegah teh menjadi dingin lebih cepat. Selain itu zat tehinnya tidak menguap sehingga tidak mengurangi rasa, aroma dan sensasinya.
Dalam kondisi hangat akan lebih menyegarkan dan ada kepuasan tersendiri dibanding teh yang dingin.
Selain itu, teh panasnya dalam kondisi bersih dan tidak terkena kotoran dan debu. Sehingga lebih higenis ditinjau dari segi kesehatan. Apalagi warung tersebut terletak di pinggir jalan yang banyak dijumpai debu dan kotoran yang berterbangan di udara.
Warung makan dengan gelas teh tertutup dapat dijumpai oleh wartawan Lerengmuria.com di Warung Makan “Bu Endang” Bojonegoro Jawa Timur. Warung makan yang menyediakan masakan Jawa tersebut memang menghidangkan wedang teh dengan gelas yang ditutup. Dan itu terlihat unik bagi para pengunjung yang berasal dari daerah lain, termasuk wartawan Lerengmuria.com yang berasal dari Kabupaten Pati Jawa Tengah ini.
Memang “desa mawa cara, kota mawa tata”, “lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya”. Di setiap daerah memiliki adat dan kearifan lokal yang berbeda, termasuk menyuguhkan wedang teh tadi.
Wartawan:ek
Editor:and
